Baru nih, kumpulan tes buta warna (colorblind test) yang bisa dilakukan secara online di Internet. Berbagai macam test buta warna online bisa dicek langsung disini, seperti metode kartu Ishihara yaitu dengan menebak angka di kartu ataupun menebak gambar yang tersimpan.
Mengenal buta warna, apa itu buta warna? Semacam Penyakit?
Many people think anyone labeled as "colorblind" only sees black and white - like watching a black and white movie or television. This is a big misconception and not true. It is extremely rare to be totally color blind (monochromasy - complete absence of any color sensation). There are many different types and degrees of colorblindness - more correctly called color vision deficiencies.
Silakan ikuti tes berikut ini dengan menjawab soal-soal test buta warna yang diberikan.
Soal 1 Carilah sebuah kotak, lingkaran dan bintang pada kartu dibawah ini..
Soal 2 Dalam tiga detik, temukan sebuah lingkaran, persegi atau sebuah bintang dari gambar dibawah ini.
Soal 3 Lagi. Dalam tiga detik, temukan sebuah lingkaran, persegi atau sebuah bintang dari gambar berikut.
Soal 4 Dibawah ini perhatikan gambar di atas. Lalu coba cari gambar salah satu benda yang ada di gambar atas pada gambar yang ada dibawahnya.
Disclaimer : berhasil menjalani test di artikel yang disarikan Blogger Ceria dari colorvisiontesting ini tidak menjamin Anda bebas dari buta warna. Untuk lebih pastinya bisa konsultasi langsung ke dokter ato jalani lagi test yang ada di buku-buku kumpulan soal buta warna..
Nah berikut ini jawaban dari soal-soal yang ada diatas..
Jawaban 1 : Semua orang dapat melihat gambar persegi, bintang dan lingkaran Jawaban 2 : Orang dengan buta warna hanya dapat melihat gambar lingkaran Jawaban 3 : Orang dengan buta warna hanya bisa melihat gambar persegi Jawaban 4 : Orang dengan buta warna tidak akan melihat gambar apa-apa
Handset Blackberry anda ternyata dapat digunakan sebagai modem untuk koneksi ke internet. Caranya adalah sebagai berikut: 1. Pastikan Desktop Manager anda telah terinstall minimal versi 4. Cara mengecek versi desktop manager anda adalah sebagai berikut buka desktop manager – Help – General..
2. Hubungkan BlackBerry handset dengan PC/Laptop menggunakan USB kabel. Kemudian buka Desktop Manager anda dari PC/laptop. Penggunaan BlackBerry sebagai modem hanya berjalan apabila desktop manager dijalankan 3. Pastikan Modem Driver berfungsi. Dari PC/laptop, klik Setting - Control panel - Phone and Modems Options. Pada Tab Modem , akan terlihat Standard Modem baru pada port yang baru (misalnya COM3, COM6 atau COM 11). Kemudian klik Properties - Diagnostics - Query Modem lalu akan terlihat seperti salah satu dibawah ini : ATQ0V1E0 - OK AT+GMM - BlackBerry IPmodem AT+FCLASS=? - OK AT#CLS=? - OK AT+GCI? - OK AT+GCI=? - OK ATI1 - Research In Motion / BlackBerry IPmodem ATI2 - Research In Motion / BlackBerry IPmodem ATI3 - Research In Motion / BlackBerry IPmodem ATI4 - Research In Motion / BlackBerry IPmodem ATI5 - Research In Motion / BlackBerry IPmodem ATI6 - Research In Motion / BlackBerry IPmodem
kemudian klik Properties - Advanced dan tambahkan Extra Initialization sbb: AT+cgdcont=1,"IP","indosatgprs"
ADD A NEW INTERNET CONNECTION Tutup Phone and Modem Options serta Control Panel. Buat koneksi baru dengan cara sebagai berikut : 1. Klik Start - Connect To - Show all connections - Create a new connection - Next
2. Pilih "Connect To The Internet" - Next 3. Pilih "Set up my connection manually" - Next 4. Pilih "Connect using a dial-up modem" - Next.
5. Cek mark pada Standard Modem ( jika ditanyakan ).
Pada zaman dahulu, cuka dipercaya menjadi obat berbagai macam penyakit.gambar cuka Dari penelitian pun terbukti, kandungan yang terdapat dalam cuka baik bagi kesehatan, seperti yang saya kutip dari Science Dialy Berikut ini:
Kandungan yang dimaksud ialah acetic acid, yakni kandungan utama dari cuka. Kandungan tersebut dapat membantu mengontrol tekanan darah, tingkat gula darah dan mengakumulasi lemak tubuh.
Penelitian dilakukan di Jepang dengan menjadikan tikus laboratorium yang tengah diet sebagai obyek penelitian. Walau obyek penelitiannya adalah tikus, namun hasil penelitian ini bisa diterapkan pada manusia.
Tikus yang diberi konsumsi acetic acid mengalami penurunan kadar lemak yang cukup signifikan yaitu sekitar 10 persen. Sedangkan tikus lain yang hanya diet saja tak menhgalami penurunan lemak yang banyak.
Bukan itu saja, penemuan ini juga membuktikan bahwa acetic acid dapat melawan lemak dengan cara merubah gen untuk enzim oksidasi asam lemak. Gen tersebut mengaduk protein dan menghancurkan lemak sehingga menggencet akumulasi lemak tubuh di dalam tubuh Konsumsi cuka tentu saja tidak harus dengan cara diminum langsung. Anda bisa mencampurkannya dengan makanan, misalnya bakso atau soto ayam yang lezat.
Hmmm… aneh juga ya!! Padahal sebagian orang bilang bahwa cuka dapat membahayakan kesehatan.
Diajukan guna melengkapi syarat-syarat untuk mencapai
Gelar setara Sarjana Muda Jurusan Akuntansi Jenjang Strata Satu
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
Nama : Rian Yurisio Adam
NPM : 20206810
Jurusan/Jenjang: AKUNTANSI / S1
Pembimbing : : BUDI SANTOSO, SE., MM.
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap perusahaanbaik besar maupun kecil dalam segala aktivitasnya diarahkan pada pencapaian tujuan. Diantara tujuanperusahaan mencapai provitabilitas, tingkat perkembangan dan kinerja manajemen yang baik. Tanpa adanya profit sulit bagi perusahaan untuk bertahan hidup atau melakukan ekspansi usaha dan sangat mungkin bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Perkembangan perusahaan menggambarkan kemajuan-kemajuan perusahaan dalam aktifirasnya dan kinerja manajemen mencerminkan prestasi kerja dalam menjalankan usahanya.
Krisis ekonomi yang melandaIndonesia sejak pertengahan tahun 1997 berdampak juga pada perusahaan. Beberapa bank pada tahun 1998 berada pada kondisi yangburuk. Kinerja industri perbankan nasional pada waktu itu jauh lebih buruk dibandingkan kondisi perbankan di beberapa negara Asia yang juga mengalami krisis ekonomi, seperti Korea Selatan, Malaysia, Philipina dan Thailand. Terpuruknya sektor perbankan akibat krisis ekonomi memaksa pemerintah melikuidasi bank yang dinilai tidak sehat dan tidak layak lagi untuk beroperasi. Hal ini mengakibatkan timbulnya krisis kepercayaan dari masyarakat terhadap industri perbankan.
Salah satu penyebab dibekukannya kegiatan operasi perbankan oleh pemerintah adalah pinjaman luar negeri yang membengkak lebih dari tiga kali lipat akibat nilai tukar rupiah terhadap dollar naik secara drastis. Disamping itu, penyaluran kredit yang dilakukan oleh bank yang ditutup/dibekukan diberikan kepada industri terkait yang memiliki hubungan kepemilikan dengan bank tersebut. Penyaluran kredit yang berindikasi KKN tidak hanya dilakukan oleh perbankan swasta, tetapi bank pemerintah (BUMN) juga ikut melakukannya. Hanya saja, dalam perjalanannya pemerintah lebih cenderung membekukan kegiatan perbankan swasta, sedangkan bank pemerintah dilakukan restrukturisasi dengan cara penggabungan (merger) dan rekapitalisasi melalui penerbitan obligasi pemerintah untuk menambah modal bank.
Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasikan perubahan pokok pada trend jumlah, dan hubungan serta alasan perubahan tersebut. Analisis yang biasa dipakai di suatu Bank adalah CAR dan rasio rentabilitas. CAR ( Capital Aduquecy Ratio ) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Dan yang termasuk rasio rentabilitas adalah ROA, ROE dan BOPO. Semakin tinggi nilai ROA, ROE dan BOPO, semakin meningkat juga nilai CAR.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul dari penulisan ini yaitu “ Pengaruh Analisis Rasio Rentabilitas Terhadap Tingkat Kesehatan Bank (study kasus pada : PT Bank MEGA dengan Pendekatan CAR)”
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh rasio rentabilitas terhadap tingkat kesehatan Bank dengan pendekatan CAR?
Apakah hasil pengaruh tingkat kesehatan Bank terhadap rasio Rentabilitas?
1.3 Batasan Masalah
Agar dapat memahami mengenai penulisan ini, maka penulis membatasi penelitian. Rasio yang digunakan adalah rasio permodalan, dan rentabilitas.Dimana semua data yang diambil pada PT Bank MEGA dan untuk tahun 2003-2008.
1.4 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh rasio rentabilitas terhadap tingkat kesehatan Bank dengan pendekatan CAR.
Untuk mengetahui hasil pengaruh tingkat kesehatan Bank dan perhitungan CAR terhadap rasio rentabilitas.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan penulis, diharapkan diperoleh manfaat sebagai berikut :
1.5.1 Bagi penulis
Untuk lebih mengetahui Pengaruh ROA, ROE dan BOPO Terhadap CAR PT Bank MEGA dari tahun 2003 sampai tahun 2008.
1.5.2 Bagi masyarakat
Sebagai bahan bacaan referensi yang berguna dan menambah hasanah ilmu pengetahuan terutama bagi masyarakat agar kepercayaan pada sebuah bank meningkat.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Bank
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”. (UU No.10 Tahun 1990 Pasal1). Menurut Undang-undang Perbankan No.10 tahun 1998 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.31 mengenai Akuntansi Perbankan, “bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dan pihak yang memerlukan dana (deficit unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran”.
Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral” (G.M. Verryn Stuart : 2009). Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaan-perusahaan dan lain-lain”. (A. Abdurrachman : 2009, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan)
Sedangkan berdasarkan SK Menteri Keuangan RI Nomor 792 tahun 1990 pengertian bank adalah: “Bank merupakan suatu badan yang kegiatannya di bidang keuangan melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayaiinvestasi perusahaan”.
2.1.2 Jenis-jenis bank
Menurut Lukman Dendawijaya (2000 : 116), jenis-jenis bank yaitu:
Jenis bank berdasarkan Undang-undang:
a.Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum sering disebut bank komersil (commercial bank).
b.Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya disini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan bank umum.
Jenis bank berdasarkan kepemilikannya:
a.Bank umum milik Negara (Badan Usaha Milik Negara atau BUMN)
Dimana akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah pusat.
b.Bank milik pemerintah daerah (Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD) dimana akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah daerah.
c.Bank milik swasta nasional.
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannyapun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya.
a.Bank milik swasta asing (cabang atau perwakilan)
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri.
b.Bank milik swasta campuran (nasional dan asing)
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional.
Jenis bank berdasarkan penekanan kegiatannya:
a.Bank retail (retails banks)
b.Bank korporasi (corporate banks)
c.Bank komersial (commercial banks)
d.Bank pedesaan (rural banks)
e.Bank pembangunan (development banks)
Jenis bank berdasarkan pembayaran bunga ataukah pembagian hasil usaha:
a.Bank konvensional, dan
b.Bank berdasarkan prinsip syariah
2.1.3 Laporan Keuangan Bank
Sesuai dengan SK Direksi Bank Indonesia No. 27/119/KEP/DIR tanggal 25 Januari 1995 laporan keuangan bank terdiri dari (i) neraca, (ii) laporan komitmen dan kontijensi, (iii) laporan laba/rugi, (iv) laporan arus kas, dan (v) catatan atas laporan keuangan.
a. Neraca
Dalam penyajiannya, aktiva dan kewajiban dalam neraca bank tidak dikelompokkan menurut lancar atau tidak lancar, namun sedapat mungkin tetap disusun menurut tingkat likuiditas dan jatuh tempo. Setiap aktiva produktif disajikan di neraca sebesar jumlah bruto dari tagihan atau penempatan bank dikurangi dengan penyisihan penghapusan yang dibentuk untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul dari masing-masing aktiva produktif yang bersangkutan.
b. Laporan Komitmen dan Kontijensi
Laporan ini wajib disajikan secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi komitmen dan kontijensi, baik yang bersifat tagihan maupun kewajiban pada tanggal laporan. Komitmen adalah suatu ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Kontijensi adalah tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang.
c. Laporan Laba/Rugi
Perhitungan laba/rugi bank wajib disusun sedemikian rupa agar dapat memberikan gambaran mengenai hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu. Laporan laba/rugi bank disusun dalam bentuk berjenjang (multiple step) yang menggambarkan pendapatan atau beban yang berasal dari kegiatan utama bank dan kegiatan lainnya. Cara penyajian laporan laba/rugi bank antara lain wajib memuat secara rinci unsur pendapatan dan beban, unsur pendapatan dan beban harus dibedakan antara pendapatan beban yang berasal dari kegiatan operasional dan non operasional.
d. Laporan Arus Kas
Laporan ini harus disusun berdasarkan kas selama periode laporan dan harus menunjukkan semua aspek penting dari kegiatan bank tanpa memandang apakah transaksi tersebut berpengaruh langsung pada kas.
2.1.4 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4382) bank wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara triwulanan. Sehubungan dengan hal tersebut perlu diatur ketentuan pelaksanaan penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dalam suatu Surat Edaran Bank Indonesia dengan pokok-pokok ketentuan sebagai berikut:
1. Dengan semakin meningkatnya kompleksitas usaha dan profil risiko, bank perlumengidentifikasi permasalahan yang mungkin timbul dari operasional bank. Bagi perbankan, hasil akhir penilaian kondisi banktersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha di waktu yang akan datang sedangkan bagi Bank Indonesia antara lain digunakan sebagai sarana penetapan dan implementasi strategi pengawasan bank oleh Bank Indonesia.
2.Tingkat Kesehatan Bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu Bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar. Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan atau kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional.
2.2Kajian Penelitian Terkait
Stuart G.M. Verrym ( 2009 ), dalam penelitiannya Bank adalah suatu badan yangbertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral.
A. Abdurrachman ( 2009 ), Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaan-perusahaan dan lain-lain.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan cakupan penelitian adalah meliputi seluruh PT. Bank MEGA di seluruh Indonesia. Periode pengamatan adalah selama 6 tahun, yaitu mulai dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2008.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian menggunakan dua metode, yaitu metode penelitian deskriptif yang bersifat menjelaskan (explanatory research) dan metode hubungan kausal. Sugiyono (1999:37) menguraikan bahwa permasalahn explanatory research merupakan suatu permasalahan yang berkenaan dengan variabel itu sendiri.
Kemudian studi kausalitas (causality research) menurut Kuncoro (2003:10) adalah selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih juga menunjukan arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dengan kata lain, studi kausalitas mempertanyakan masalah sebab-akibat.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara :
a.Studi Perpustakaan ( Library Study )
Sebagai bahan untuk melengkapi pembahasan terhadap masalah yangdibahas, penulis membaca dan mempelajari dari buku yang berkaitan dengan topik permasalahan sebagai dasar penulisan.
b.Studi Lapangan ( Field Study )
Disini penulis mendapatkan data yang berupa datasekunder yaitu berupa laporan keuangan yang berada pada Bursa Efek Indonesia.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT Bank MEGA dari tahun 2003 sampai tahun 2008.
Sumber data sekunder bisa berasal dari Lembaga Pemerintah, seperti, Bursa Efek Indonesia, PT. Bank MEGA, perpustakaan dan lembaga pelayanan data yang lain. Tidak tertutup kemungkinan data juga dicari melalui beberapa website dengan menggunakan fasilitas internet.
3.5 Tekhnik/Metode Analisis
Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan secara umum menggunakan analisis rasio rentabilitas dan solvabilitas.
3.5.1 Analisis Rasio Rentabilitas
Analisis rasio rentabilitas adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.
3.5.2Alat Analisis Kinerja Bank Berdasarkan Berdasarkan Rasio Rentabilitas
ROA (Return on Asset)
Rasio ini memberikan informasi seberapa efisien suatu bank dalam melakukan kegiatan usahanya, karena rasio ini mengindikasikan berapa besar keuntungan dapat diperoleh rata-rata terhadap setiap rupiah asetnya. Return onasset dapat diperoleh dengan menggunakan rasio berikut:
Return on asset=Laba Sebelum Pajakx100%
Total Aktiva
Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset
ROE (Return on Equity)
Bagi pemilik bank lebih tertarik pada berapa besar kemampuan bank memperoleh keuntungan terhadap modal yang ia tanamkan. Untuk mengatur kemampuan bank memperoleh keuntungan dilihat dari kepentingan pemilik digunakan rasio return on equity (ROE), yaitu:
Return on equity=Laba Setelah Pajakx100%
Modal Sendiri
Dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya ROA dan tidak memasukkan unsur ROE. Hal ini dikarenakan Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan, lebih mengutamakan profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat.
BOPO
BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
BOPO=Biaya Operasionalx 100%
Pendapatan Operasional
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.
3.5.3 Analisis Rasio Solvabilitas
Analisis rasio solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank.
3.5.4Alat Analisis Kinerja Bank Berdasarkan Tingkat Kesehatan Bank.
CAR (Capital Adequacy Ratio)
CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
CAR=Modal Bankx100%
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan termasuk sebagai bank yang sehat harus memiliki CAR paling sedikit sebesar 8%. Hal ini didasarkan pada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank for Settlements).
PT Bank Mega Tbk. (Bank) didirikan dengan nama PT Bank Karman berdasarkan Akta Pendirian No. 32 tanggal 15 April 1969 yang kemudian diperbaiki dengan Akta Perubahan No. 47 tanggal 26 November 1969, kedua akta tersebut dibuat di hadapan Mr. Oe Siang Djie, Notaris di Surabaya. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A 5/8/1 tanggal 16 Januari 1970 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 13, Tambahan No. 55. Anggaran dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Imas Fatimah, S.H., No. 81 tanggal 28 April 2006 antara lain mengenai peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh. Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan No. C-14659 HT.01.04.TH.2006 tanggal 18 Mei 2006 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan dengan No. TDP 090316525154 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan dengan No. 1137/RUB.09.03/IX/2006 tanggal 25 September 2006. Bank mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1969 di Surabaya. Pada tahun 1992 nama Bank berubah menjadi PT Mega Bank dan pada tanggal 17 Januari 2000 berubah menjadi PT Bank Mega Tbk. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Bank, ruang lingkup kegiatan usaha Bank adalah menjalankan kegiatan umum perbankan. Bank memperoleh izin usaha sebagai bank umum berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. D.15.6.5.48 tanggal 14 Agustus 1969. Pada tanggal 2 Agustus 2000, Bank memperoleh izin untuk menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai wali amanat dari Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (BAPEPAM - LK). Bank juga memperoleh izin untuk menjalankan aktivitas sebagai bank devisa berdasarkan surat keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 3/1/KEP.DGS/2001 tanggal 31 Januari 2001.
Kantor pusat Bank berlokasi di Menara Bank Mega, Jl. Kapten Tendean 12-14A, Jakarta. Bank memiliki kantor sebagai berikut:
Tabel 4.1
Jumlah Kantor Bank MEGA Tahun 2007 dan 2008
20082007
Kantor Cabang 72 54
Kantor Cabang Pembantu 105 95
Kantor Kas 12
Laporan keuangan Bank telah disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 (Revisi 2000) tentang “Akuntansi Perbankan” dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum lainnya yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), serta praktek-praktek yang lazim berlaku dalam industri perbankan serta pedoman akuntansi dan pelaporan yang ditetapkan oleh otoritas perbankan Indonesia dan BAPEPAM - LK Peraturan No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Ketua BAPEPAM – LK No. KEP.06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran No. SE-02/BL/2008 tanggal 31 Januari 2008. Laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis dan basis akrual, kecuali untuk surat-surat berharga yang dimiliki dengan tujuan untuk diperdagangkan dan tersedia untuk dijual, tagihan dan kewajiban derivatif yang dinyatakan sebesar nilai wajar serta agunan yang diambil alih yang dicatat sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi. Laporan arus kas disusun berdasarkan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, kecuali untuk beberapa arus kas dalam aktivitas operasi dan pendanaan yang disusun dengan menggunakan metode tidak langsung. Untuk penyajian laporan arus kas, yang termasuk kas dan setara kas adalah kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain yang tidak digunakan sebagai jaminan atau dibatasi penggunaannya.
4.1.2 Bidang usaha
Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 17 Januari 2000, yang diaktakan dengan Akta Notaris Imas Fatimah, S.H., No. 9, Bank telah melakukan penawaran umum saham perdana kepada masyarakat sebanyak 112.500.000 saham dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per saham dan harga penawaran Rp1.200 (nilai penuh) per saham. Pada tanggal 15 Maret 2000, sesuai dengan surat Ketua BAPEPAM - LK No. S 493/PM/2000, Pernyataan Pendaftaran Bank untuk menawarkan saham kepada Masyarakat di Indonesia menjadi efektif dan pada tanggal 17 April 2000 saham-saham yang ditawarkan tersebut dicatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya). Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 29 Maret 2001, yang diaktakan dengan Akta Notaris Imas Fatimah, S.H., No. 21, Bank telah membagikan saham bonus sebesar Rp69.526 dengan menerbitkan sejumlah 139.052.000 saham dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per saham yang berasal dari tambahan modal disetor - agio saham dan membagikan dividen saham sebesar Rp63.785 atau sejumlah 56.698.000 saham yang berasal dari saldo laba dengan menggunakan harga penutupan saham Bank di Bursa Efek Indonesia tanggal 28 Maret 2001 yaitu sebesar Rp1.125 (nilai penuh) per saham. Dengan demikian, saham ditempatkan dan disetor penuh meningkat menjadi Rp379.125 yang terdiri dari 758.250.000 saham.
Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 22 Mei 2002 yang diaktakan dengan Akta Notaris Imas Fatimah, S.H., No. 33, Bank telah melakukan Penawaran Umum Terbatas I Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah 181.980.000 saham dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per saham dan harga penawaran sebesar Rp1.100 (nilai penuh) per saham. Dengan Penawaran Umum Terbatas ini, saham ditempatkan dan disetor penuh menjadi sebesar Rp470.115 yang terdiri dari 940.230.000 saham. Penawaran Umum Terbatas I Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu tersebut telah memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM - LK pada tanggal 20 Mei 2002 melalui surat No. S-1023/PM/2002. Sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 10 Maret 2005 yang diaktakan dengan Akta Notaris Imas Fatimah, S.H., No. 22, Bank telah membagikan saham bonus sebesar Rp141.034 dengan menerbitkan sejumlah 282.068.998 saham dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per saham yang berasal dari tambahan modal disetor - agio saham dan membagikan dividen saham sebesar Rp477.260 atau sejumlah 203.089.644 saham yang berasal dari saldo laba dengan menggunakan harga
penutupan saham Bank di Bursa Efek Indonesia tanggal 9 Maret 2005 yaitu sebesar Rp2.350 (nilai penuh) per saham. Dengan demikian, saham ditempatkan dan disetor penuh meningkat menjadi Rp712.694 yang terdiri dari 1.425.388.642 saham.
Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 24 Maret 2006 yang diaktakan dengan Akta Notaris Imas Fatimah, S.H., No. 98, disetujui untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas II Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah 200.054.546 saham dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per saham dan harga penawaran sebesar Rp2.500 (nilai penuh) per saham. Dengan Penawaran Umum Terbatas II ini, saham ditempatkan dan disetor penuh menjadi sebesar Rp812.722 yang terdiri dari 1.625.443.188 saham. Penawaran Umum Terbatas II Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu tersebut telah memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM - LK pada tanggal 23 Maret 2006 melalui surat No. S-702/PM/2006.
4.1.3 Struktur Organisasi
Pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 susunan dewan komisaris dan direksi Bank adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank MEGA Tahun 2008
2008
Komisaris Utama Chairul Tanjung
Komisaris Independen Achjadi Ranuwisastra
Komisaris IndependenRachmat Maulana
Direktur Utama Yungky Setiawan
Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan
dan Sumber Daya Manusia Suwartini
Direktur Retail Banking Kostaman Thayib
Direktur Kredit Daniel Budirahaju
Direktur Treasuri dan Internasional J.B. Kendarto
Table 4.3
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank MEGA Tahun 2007
2007
Komisaris Utama Chairul Tanjung
Komisaris Independen Achjadi Ranuwisastra
Komisaris Independen Rachmat Maulana
Direktur Utama Yungky Setiawan
Direktur Manajemen Risiko dan Kepatuhan Suwartini
Direktur Retail Banking Kostaman Thayib
Direktur Kredit Daniel Budirahaju
Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia
dan Corporate ServicesTjutjut Bramantoro
Direktur Treasuri dan Internasional J.B. Kendarto
4.2. Data Rasio Keuangan Bank MEGA Tahun 2003 - 2008
4.2.1 Perhitungan Capital Bank
Tabel 4.4
CAR Bank MEGA
Tahun 2003 – 2008 Per Triwulan
TAHUN
TRIWULAN
ATMR
MODAL
CAR
(dalam jutaan rupiah)
(dalam jutaan rupiah)
I
6.215.309
916.534
14,74%
2003
II
5.892.795
946.573
16,06%
III
6.290.640
978.892
15,56%
IV
7.239.066
1.016.223
14,03%
I
7.354.023
1.204.941
16,38%
2004
II
8.0199.569
1.131.783
14,11%
III
8.804.870
1.174.700
13,34%
IV
8.955.042
1.201.677
13,41%
I
8.843.431
1.398.180
15,81%
2005
II
9.308.585
1.356.975
14,57%
III
11.630.964
1.390.471
11,95%
IV
12.365.164
1.375.015
11,12%
I
23.723.131
1.471.429
6,20%
2006
II
23.539.727
2.006.272
8,52%
III
23.898.020
2.007.634
8,40%
IV
12.847.906
2.019.078
15,71%
I
26.812.303
2.148.966
8,01%
2007
II
31.300.127
2.229.556
7,12%
III
33.270.447
2.304.726
6,92%
IV
36.268.794
2.342.364
6,45%
I
37.753.928
3.379.014
8,95%
2008
II
42.140.706
3.564.050
8,45%
III
47.106.546
3.596.633
7,63%
IV
44.086.021
3.555.156
8,06%
Sumber : Di olah dari data sekunder, tahun 2003 - 2008
Untuk mengetahui nilai CAR diperlukan data modal bank dan ATMR,semua dimulai dari tahun 2003 pada Triwulan 1 yaitu jumlah CARpada tahun ini sebesar 14,74%. Kemudian pada Triwulan 2 masih dengan tahun yang sama CAR mengalami kenaikan sebesar 16,06%. Dan pada Triwulan 3 CAR justru mengalami penurunan sebesar 15,56% lalu pada Triwulan 4 menjadi semakin menurun berkisar di angka 14,03%. Di tahun berikutnya pada tahun 2004 Triwulan 1 CAR naikkembali menjadi 16,38%, kenaikan ini tidak di ikuti oleh Triwulan 2, 3 dan 4 yaitu masing – masing sebesar 14,11% dan 13,34% sedangkan triwulan 4 sebesar 13,41%. Tahun 2005 CAR Triwulan 1 sebesar 15,81% dan pada Triwulan 2 sebesar 14,57% lalu pada Triwulan 3 dan 4 mengalami penurunan menjadi 11,95% dan 11,12%.
Pada triwulan 1 tahun 2006 CAR mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu menjadi 6,20% namun pada dua Triwulan berikutnya mengalami kenaikan walaupun tidak banyak hanya sebesar 8,52% dan 8,40% pada Triwulan 4 mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebesar15,71%. Tahun 2007 CAR mengalami penurunan sedikit demi sedikit dari 8,01% turun jadi 7,12% dan 6,92% pada Triwulan 3 dan turun lagi di Triwulan 4 menjadi 6,45%. Dan pada tahun 2008 tidak terdapat perubahan yang lebih hanya sebesar 8,95% pada triwulan 1, lalu pada triwulan 2 dan 3 sebesar 8,45%dan 7,63%. Triwulan 4 naik sedikit saja menjadi 8,06%.
4.2.2 Perhitungan Kemampuan Memperoleh Laba (Earning)
1. ROA (Return on Asset)
Tabel 4.5
Return On Asset Bank MEGA
Tahun 2003 – 2008 Per Triwulan
TAHUN
TRIWULAN
LABA SEBELUM PAJAK
TOTAL AKTIVA
ROA
(dalam jutaan rupiah)
(dalam jutaan rupiah)
I
88.548
11.634.763
0,76%
2003
II
183.853
11.491.102
1,59%
III
272.034
11.659.298
2,33%
IV
381.26
13.877.808
2,74%
I
150.781
13.040.645
1,15%
2004
II
243.828
15.523.888
1,57%
III
361.036
17.237.829
2,09%
IV
451.542
18.805.917
2,40%
I
143.029
19.495.970
0,73%
2005
II
235.265
21.328.188
1,10%
III
267.952
23.529.679
1.13%
IV
226.343
25.109.845
0,90%
I
35.669
23.906.208
0,14%
2006
II
101.938
24.082.040
0,42%
III
146.975
26.559.058
0,55%
IV
235,787
30,980,586
0,76%
I
169.962
30.525.693
0,55%
2007
II
389.017
31.673.302
1,22%
III
579.433
31.819.150
1,82%
IV
746.02
34.907.728
2,13%
I
202.575
31.783.093
0,63%
2008
II
373.92
35.243.097
1,06%
III
529.429
34.546.098
1,53%
IV
674.841
34.860.872
1,93%
Sumber : Di olah dari data sekunder, tahun 2003 - 2008
Pada tahun 2003 tepatnya triwulan ke 1 dimana ROA berada pada titik yang rendah yaitu sebesar 0,76% mungkin dikarenakan laba sebelum pajak yang diperoleh jauh dari target dalam artian sangat minim hasilnya dan pada triwulan berkutnya di tahun yang sama tidak terlalu banyak perubahan yang berarti, di triwulan 2 hanya ssebesar 1,59% lalu pada triwulan 3 hanya naik beberapa persen saja kurang lebih sebesar 2,33% begitu juga dengan triwulan 4 naik tidak begitu tinggi hanya sebesar 2,74%. Di tahun 2004 besarnya ROA hanya sebesar 1,15% ini terjadi pada triwulan pertama dan pada triwulan 2 sebesar 1,57% setelah itu mengalami kenaikan pada triwulan 3 menjadi 2,09% dan triwulan 4 sebesar 2,40%. Tahun 2005 ROA triwulan 1 sebesar 0,73% dan pada triwulan 2mmengalami kenaikan sebesar 1,10% lalu pada triwulan 3 mengalami kenaikan kembalimenjadi 1,13%, pada triwulan 4 turun menjadi 0,90%.
Pada triwulan 1 tahun 2006 ROA mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu menjadi 0,14% namun pada dua triwulan berikutnya mengalami kenaikan walaupun tidak banyak hanya sebesar 0,42% dan 0,55% terakhir triwulan 4 naik menjadi 0,76%. Tahun 2007 ROA tidak mengalami perubahan dari tahun 2006 triwulan ketiga yaitu sebesar 0,55%, di triwulan ke dua mengalami kenaikan jadi 1,22% dan di triwulan ke 3 dan 4 mengalami kenaikan yang tidak terlalu besar 1,82% dan 2,13%. Lalu pada tahun 2008 triwulan pertama mengalami penurunan sebesar 0,63%tidak, Di triwulan kedua dan ke tiga mengalami kenaikan sedikit demi sedikit sebesar 1,06% dan 1,53% di triwulan 4 juga naik menjadi 1,93%.
2. ROE (Return on Equity)
Tabel 4.6
Return On Equity Bank MEGA
Tahun 2003 – 2008 Per Triwulan
TAHUN
TRIWULAN
LABA SETELAH PAJAK
MODAL SENDIRI
ROE
(dalam jutaan rupiah)
(dalam jutaan rupiah)
I
88.539
470.115
18,83%
2003
II
183.832
470.115
39,10%
III
271.992
470.115
57,85%
IV
266.013
470.115
56,58%
I
150.755
470.115
32,06%
2004
II
243.77
470.115
51,85%
III
360.943
470.115
76,77%
IV
451.542
470.115
96,04%
I
139.922
470.115
29,76%
2005
II
162.378
712.694
22,78%
III
185.001
712.694
25,,95%
IV
184.155
712.694
25,83%
I
35.669
712.694
5,00%
2006
II
101.938
812.722
12,5%
III
146.975
812.722
18,08%
IV
163.670
812.722
20,13%
I
118.969
812.722
14,6%
2007
II
271.608
812.722
33,4%
III
409.381
812.722
50,3%
IV
520.719
812.722
64,07%
I
151.931
812.722
18,6%
2008
II
280.44
812.722
34,5%
III
397.072
812.722
48,8%
IV
501.681
812.722
61,72%
Sumber : Di olah dari data sekunder, tahun 2003 – 2008
Pada tahun 2003 tepatnya triwulan ke 1 dimana ROE berada pada titik yang rendah yaitu sebesar 18,83%, pada triwulan berkutnya di tahun yang sama tidak terlalu banyak perubahan yang berarti, di triwulan 2 naik sebesar 39,10% lalu pada triwulan 3naik cukup signifikan sebesar 57,85% dan di triwulan 4 mengalami penurunan sebesar 56,58%. Di tahun 2004 besarnya ROE sebesar 32,06% ini terjadi pada triwulan pertama dan pada triwulan 2 sebesar 51,85% dan mengalami kenaikan pada triwulan 3 menjadi 76,77% dan di triwulan ke 4 mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar 96,04%. Tahun 2005 ROE triwulan 1 sebesar 29,76% dan pada triwulan 2 mengalami penurunan sebesar 22,78% lalu pada triwulan 3 mengalami kenaikan menjadi 25,95% dan ditriwulan kme 4 mengalami penurunan sebesar 25,83%.
Pada triwulan 1 tahun 2006 ROE mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu menjadi 5,00% namun pada dua triwulan berikutnya mengalami kenaikan sebesar 12,5% dan 18,08% dan di triwulan ke 4 mengalami kenaikan sebesar20,13% . Tahun 2007 ROE mengalami penurunan dari tahun 2006 triwulan ketiga yaitu sebesar 14,6%, di triwulan ke dua mengalami kenaikan cukup signifikan jadi 33,4% dan di triwulan ke tiga mengalami kenaikan sedikit sebesar 50,3% dan di triwulan ke 4 mengalami kenaikan sebesar 64,07%. Dan pada tahun 2008 triwulan pertama mengalami penurunan sebesar 18,6%, Di triwulan kedua dan ke tiga mengalami kenaikan sedikit demi sedikit sebesar 34,5% dan 48,8%dan di triwulan ke 4 mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar 61,72%.
3. BOPO
Tabel 4.7
BOPO Bank MEGA
Tahun 2003 – 2008 Per Triwulan
TAHUN
TRIWULAN
BIAYA OPERASIONAL
Pendapatan Operasional
BOPO
(dalam jutaan rupiah)
(dalam jutaan rupiah)
I
64.68
10.342
625,41%
2003
II
152.066
54.671
278,14%
III
239.279
70.721
338,34%
IV
292.155
77.85
375,27%
I
92.636
13.683
677,01%
2004
II
216.423
30.326
713,65%
III
351.762
45.341
775,81%
IV
463.032
46.72
991,07%
I
105.11
28.756
365,52%
2005
II
230.243
31.086
740,66%
III
408.238
51.998
785,10%
IV
567.883
78.579
722,69%
I
131.175
24.989
524,93%
2006
II
264.66
56.302
470,07%
III
432.231
93.384
462,85%
IV
620.203
129.926
477,35%
I
162.853
42.699
381,39%
2007
II
328.227
128.74
254,95%
III
582.974
208.565
279,51%
IV
789.492
245.067
322,15%
I
216.081
58.443
369,72%
2008
II
495.653
144.723
342,48%
III
793.714
227.838
348,36%
IV
1.039.381
280.695
370,28%
Sumber : Di olah dari data sekunder, tahun 2003 – 2008
Untuk mengetahui nilai BOPO diperlukan data biaya operasional dan Pendapatan Operasional,semua dimulai dari tahun 2003 pada triwulan 1 yaitu jumlah BOPO pada tahun ini sebesar 625,41%. Kemudian pada triwulan 2 masih dengan tahun yang sama BOPO mengalami penurunan yang sangat drastis sebesar 278,14%. Dan pada triwulan 3 BOPO justru mengalami kenaikan sebesar 338,34% dan di triwulan ke 4 mengalami kenaikan sebesar 375,27% . Di tahun berikutnya pada tahun 2004 triwulan 1 BOPO naikkembali menjadi 677,01%, kenaikan ini tidak di ikuti oleh triwulan 2 dan triwulan 3, yaitu masing – masing sebesar 713,65% dan 775,81% dan di triwulan ke 4 mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 991,07%. Tahun 2005 BOPO triwulan 1 mengalami penurunan yang sangat drastic sebesar 365,52% dan pada triwulan 2 dan triwulan ke tiga justru mengalami kenaikan yang sangat drastic sebesar 740,66% dan 785,10% dan di triwulan ke 4 mengalami penurunan sebesar 722,69%. Pada triwulan 1 tahun 2006 BOPO mengalami penurunan sebesar 524,93%, di triwulankedua dan triwulan ketiga sedikit demisedikit mengalami penurunan sebesar 470,07% dan 462,85% dan di triwulan ke 4 mengalami kenaikan sebesar 477,35%. Tahun 2007 BOPO triwulan pertama dan triwulan kedua mengalami penurunan sedikit demi sedikit dari 381,39% turun jadi 254,95% dan pada triwulan ke tiga mengalami sedikit kenaikan sebesar 279,51% dan triwulan ke 4 mengalami kenaikan sebesar 322,15%. Dan pada tahun 2008 tidak terdapat perubahan yang lebih hanya sebesar 369,72%% pada triwulan 1, lalu pada triwulan 2 dan 3 sebesar 342,48%dan 348,36% sedangkan di triwulan ke 4 mengalami kenaikan sebesar 370,28%.
4.3 Analisis Penelitian
4.3.1 Analisis Deskriptif
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan SPSS Descriptive Statistics
Dari Data – data Keungan Bank MEGA
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
ROA
24
.14
2.74
1.3204
.69648
ROE
24
5.00
96.04
38.1292
22.57566
BOPO
24
254.95
991.07
499.6963
202.92381
CAR
24
6.20
16.38
11.3125
3.63622
Valid N (listwise)
24
Gambar 4.1
Gambar Histogram CAR Bank MEGA Tahun 2003 - 2008
Istilah analisis deskriptif memiliki arti yang sulit didefinisikan, karena menyangkut berbagai macam aktivitas daan proses. Salah satu bentuk analisis adalah kegiatan menyimpulkan data mentah dalam jumlah yang besar sehingga hasilnya dapat ditafsirkan. Mengelompokkan, atau memisahkan komponen atau bagian yang relevan dari keseluruhann data, juga merupakan salah satu bentuk analisai untuk menjadikan data mudaah dikelola. Pengaturan, pengurutan, atau manipulasi data bias memberikan informasi deskriptif yang akan menjawab pertanyaan – pertanyaan dalam definisi masalah. Semua bentuk analisis tersebut mencoba untuk menggambarkan pola – pola yang konsisten dalam data, sehingga hasilnya dapat dipelajari dan ditafsirkan secara singkat dan penuh makna.
4.3.2 Analisis Statistik Inferensial
4.3.2.1 Metode Persamaan Regresi Berganda
Y = 4,712 + 5,664 X1 + -0,152 X2 + 0,010 X3
T hitung:(4,712)(5,664)(-0,152)(0,010)
F hitung: 3,676
R: 0,596
R2: 0,355
Standard error of Estimatte: 3,13066
Dalam hubungan ROA (X1), ROE (X2), dan BOPO (X3) dengan CAR ( Y ) diperoleh a (konstanta) sebesar 4,712, b1 (koefisien regresi) sebesar 5,664, b2 sebesar -0,152 dan b3 sebesar 0,010. Jika diasumsikan bahwa ROA (X1), ROE (X1), dan BOPO (X3) mempengaruhi sebesar 0 maka besarnya CAR menjadi 4,712,-. Hal ini berarti dalam hubungan ini CAR akan mengalami keuntungan sebesar Rp 4.712,- jika ROA, ROE, dan BOPO sama dengan 0.
4.3.2.2 Koefisien Korelasi( R ) dan Koefisien Determinasi ( R2 )
Tabel 4.9
Hasil Perhitungan SPSS Model Summary
Dari Data – data Keungan Bank MEGA
Model Summary(b)
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1
.596(a)
.355
.259
3.13066
1.294
aPredictors: (Constant), BOPO, ROA, ROE
bDependent Variable: CAR
Dari table diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan ( Adjusted R Square ) sebesar 0,259. Artinya, 25,9 variabel dependen CAR dijelaskan oleh variable independent BOPO, ROA, ROE, dan sisanya 74,1% ( 100% - 25,9% ) dijelaskan oleh variable lain di luar variable yang digunakan.
Koefisien determinasi (R2) dari hubungan antara ROA, ROE dan BOPO dengan CAR sebesar 0,355 hal ini berarti berpengaruh secara signifikan menentukan CAR sampai tingkat 35,5% atau variable – variable lain yang tidak teramati sebesar 64,5%. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,596 berarti bahwa terdapat kesamaan prilaku hubungan sebanyak 59,6% dari data yang diamati. Estimasi kesalahan terhadap model (standart error of estimate) dari hubungan diatas sebesar 3,13066 ini berarti bahwa perubahan terhadap pola hubungan antara ROA, ROE dan BOPO dengan CAR didalam model berkisar antara -3,13066 dan +3,13066.
4.3.2.3 Uji Parsial Dengan T-Test
Tabel 5.0
Hasil Perhitungan SPSS Koefisien
Dari Data – data Keungan Bank MEGA
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
4.712
2.216
2.126
.046
ROA
5.664
2.304
1.085
2.458
.023
ROE
-.152
.072
-.942
-2.096
.049
BOPO
.010
.003
.548
2.812
.011
aDependent Variable: CAR
1. Uji Variabel ROA
Hipotesis :
Ho1 = Di duga ROA secara parsial tidak berpengaruh terhadap CAR.
Ha1 = Di duga ROA secara parsial berpengaruh terhadap CAR
Tabel 4.3: Hasil Uji t Variabel Independen ROA.
Nama Variabel
Selang Kepercayaan
t-tab
t-hit
p-value
Keputusan
ROA
95%
1,714
2,458
0,023
Tolak H0
Sumber : Data Diolah, 2009.
·Menggunakan taraf nyata (a) = 0,05 ; derajat bebas (df) = 23, maka diperoleh nilai t-tabel sebesar 1,714.
Dari hasil perbandingan terlihat bahwa t hitung > t tabel pada selang kepercayaan 95%. Hal ini memberikan petunjuk untuk tolak H0. Adapun jika menggunakan angka p-value, terlihat angka sig. =0,023.Angka ini jauh lebih rendah dari alpha 5%, sehingga dapat diputuskan untuk tolak H0.
Oleh karena itu variable ROA memiliki t-hitung > t-tabel 2,458<1,714>
2. Uji Variabel ROE
Hipotesis :
Ho2 = Di duga ROE secara parsial tidak berpengaruh terhadap CAR.
Ha2 = Di duga ROE secara parsial berpengaruh terhadap CAR
Tabel 4.3: Hasil Uji t Variabel Independen ROE.
Nama Variabel
Selang Kepercayaan
t-tab
t-hit
p-value
Keputusan
ROA
95%
1,714
-2,096
0,049
Menerima H0
Sumber : Data Diolah, 2009.
·Menggunakan taraf nyata (a) = 0,05 ; derajat bebas (df) = 23, maka diperoleh nilai t-tabel sebesar 1,714.
Dari hasil perbandingan terlihat bahwa t hitung <>0. Adapun jika menggunakan angka p-value, terlihat angka sig. =0,049.Angka ini jauh lebih rendah dari alpha 5%, sehingga dapat diputuskan untuk menerima H0.
Oleh karena itu variable ROE memiliki t-hitung <>2,096 <>
3. Uji Variabel BOPO
Hipotesis :
Ho3 = Di duga BOPO secara parsial tidak berpengaruh terhadap CAR.
Ha3 = Di duga BOPO secara parsial berpengaruh terhadap CAR
Tabel 4.3: Hasil Uji t Variabel Independen BOPO.
Nama Variabel
Selang Kepercayaan
t-tab
t-hit
p-value
Keputusan
ROA
95%
1,714
2,812
0,011
Tolak H0
Sumber : Data Diolah, 2009.
·Menggunakan taraf nyata (a) = 0,05 ; derajat bebas (df) = 23, maka diperoleh nilai t-tabel sebesar 1,714.
Dari hasil perbandingan terlihat bahwa t hitung > t tabel pada selang kepercayaan 95%. Hal ini memberikan petunjuk untuk tolak H0. Adapun jika menggunakan angka p-value, terlihat angka sig. =0,011.Angka ini jauh lebih rendah dari alpha 5%, sehingga dapat diputuskan untuk tolak H0.
Oleh karena itu variable BOPO memiliki t-hitung > t-tabel 2,812>1,714 artinya BOPO mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CAR.
4.3.2.4 Uji Bersama - sama dengan F-Test
Tabel 5.1
Hasil Perhitungan SPSS Anova
Dari Data – data Keungan Bank MEGA
ANOVA(b)
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
108.087
3
36.029
3.676
.029(a)
Residual
196.020
20
9.801
Total
304.108
23
aPredictors: (Constant), BOPO, ROA, ROE
bDependent Variable: CAR
Hipotesis :
Ho4 = Di duga ROA, ROE dan BOPO secara bersamaan tidak berpengaruh terhadap CAR.
Ha4 = Di duga ROA, ROE dan BOPO secara bersamaan berpengaruh terhadap CAR.
Tabel 4.3: Hasil Uji F Variabel dependen CAR.
Nama Variabel
Selang Kepercayaan
F-tab
F-hit
p-value
Keputusan
ROA
95%
3,10
3,676
0,029
Tolak H0
Sumber : Data Diolah, 2009.
·Menggunakan taraf nyata (a) = 0,05 ; derajat bebas (df) = (3 ; 20), maka diperoleh nilai F-tabel sebesar 3,10.
Uji F dilakukan dengan cara membandingkan angka F hitung dengan F tabel. Sebagai pedoman, jika F hitung > F tabel maka dapat diputuskan untuk menolak H0. Bisa juga dilakukan dengan cara membandingkan angka sig. dengan a. Jika sig. < a, maka bisa diambil keputusan untuk menolak H0. Keputusan ini berarti seluruh variabel independen secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Begitu pula sebaliknya, jika F hitung <>sig. > a, maka bisa diambil kesimpulan bahwa variabel independen secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Dari table diatas menunjukan P-value 0,029 > (a) 0,05, artinya Ho diterima, sedangkan F hitung 3,676 > dari F table 3,10. Sehingga dengan ditolaknya H0, maka dapat dinyatakan bahwa variabel ROA, ROE dan BOPO secara bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap CAR Bank MEGA.
4.4 Rangkuman Hasil Penelitian.
Analisis hubungan antara CAR denagn ROApada PT. Bank MEGA menunjukan adanya hubungan dengan tingkat korelasi yaitu sebesar 1,085. Hal ini mempunyai arti bahwa hubungan CAR dengan ROA adalah hubungan positif dan mempunyai sifat bahwa kenaikan variable ROA menyebabkkan kenaikan variable CAR. Sedangkan berdasarkan uji t antara CAR dengan ROA diperoleh t hitung 2,458 dengan tingkat signifikan 0,023. Nilai tersebutlebih kecil dari t-tabel 1,714 maka keputusannya adalah Ho ditolak, artinya CAR berpengaruh terhadap ROA.
Analisis hubungan antara CAR denagn ROE pada PT. Bank MEGA menunjukan adanya hubungan dengan tingkat korelasi yaitu sebesar -0,942. Hal ini mempunyai arti bahwa kenaikan variable ROE menyebabkan penurunan Variabel CAR. Sedangkan berdasarkan uji t antara CAR dengan ROE diperoleh t hitung -2,096 dengan tingkat signifikan 0,049. Nilai tersebutlebih kecil dari t-tabel 1,714 maka keputusannya adalah Ho diterima, artinya CAR tidak berpengaruh terhadap ROE.
Analisis hubungan antara CAR denagn BOPOpada PT. Bank MEGA menunjukan adanya hubungan dengan tingkat korelasi yaitu sebesar 0,548. Hal ini mempunyai arti bahwa hubungan CAR dengan BOPO adalah hubungan positif dan mempunyai sifat bahwa kenaikan variable BOPO menyebabkan kenaikan variable CAR. Sedangkan berdasarkan uji t antara CAR dengan BOPO diperoleh t hitung 2,812 dengan tingkat signifikan 0,011. Nilai tersebutlebih kecil dari t-tabel 1,714 maka keputusannya adalah Ho diterima, artinya CAR berpengaruh terhadap BOPO.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan pada pembahasan masalah tentang hubungan rasio permodalan dan rasio rentabilitas terhadap perkembangan kesehatan PT Bank MEGA tahun 2006 – 2008 dapat disimpulkan hal – hal sebagai berikut
Analisis hubungan antara CAR denagn ROApada PT. Bank MEGA menunjukan adanya hubungan dengan tingkat korelasi yaitu sebesar 1,085. Hal ini mempunyai arti bahwa hubungan CAR dengan ROA adalah hubungan positif dan mempunyai sifat bahwa kenaikan variable ROA menyebabkan kenaikan variable CAR. Sedangkan berdasarkan uji t antara CAR dengan ROA diperoleh t hitung 2,458 dengan tingkat signifikan 0,023. Nilai tersebutlebih kecil dari t-tabel 1,714 maka keputusannya adalah Ho ditolak, artinya CAR berpengaruh terhadap ROA. Analisis hubungan antara CAR denagn ROE pada PT. Bank MEGA menunjukan adanya hubungan dengan tingkat korelasi yaitu sebesar -0,942. Hal ini mempunyai arti bahwa kenaikan variable ROE menyebabkan penurunan Variabel CAR. Sedangkan berdasarkan uji t antara CAR dengan ROE diperoleh t hitung -2,096 dengan tingkat signifikan 0,049. Nilai tersebutlebih kecil dari t-tabel 1,714 maka keputusannya adalah Ho diterima, artinya CAR tidak berpengaruh terhadap ROE.Analisis hubungan antara CAR denagn BOPOpada PT. Bank MEGA menunjukan adanya hubungan dengan tingkat korelasi yaitu sebesar 0,548. Hal ini mempunyai arti bahwa hubungan CAR dengan BOPO adalah hubungan positif dan mempunyai sifat bahwa kenaikan variable BOPO menyebabkan kenaikan variable CAR. Sedangkan berdasarkan uji t antara CAR dengan BOPO diperoleh t hitung 2,812 dengan tingkat signifikan 0,011. Nilai tersebutlebih kecil dari t-tabel 1,714 maka keputusannya adalah Ho diterima, artinya CAR berpengaruh terhadap BOPO.
Di dalam analisis ini menggunakan rasio rentabilitas dan tingkat kesehatan bank, dimana rasio rentabilitas terdiri dari ROA (X1) , ROE (X2) dan BOPO (X3), sedangkan tingkat kesehatan bank terdiri dari CAR (Y). Dari analisis di atas rasio rentabilitas tidak selalu berpengaruh positifterhadap tingkat kesehatan Bank.
5.2 Saran – saran
Perusahaan sebaiknya mengutamakan profitabilitas yang di ukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat, dan mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Di dalam hal ini jika jumlah asset meningkat maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut. Sebab jika perusahaan tersebut mengalami peningkatan keuntungan maka ROA dan BOPO perusahaan akan meningkat, sedangkan ROE tidak mengalami peningkatan.
Melihat pengaruh antara CAR dengan ROA, dan BOPO, maka dapat dikatakan bahwa CAR mempunyai peranan yang cukup penting dalam mempengaruhi pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, bagi perusahaan yang menggunakan CAR yang cukup tinggi diharapkan dapat memperbesar tingkat ROA dan BOPO dengan meningkatkan profitabilitas dan efisiensi perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menggunakan ROE tidak berpengaruh terhadap CAR. Oleh karena itu sebaiknya mengurangi CAR, karena penggunaan CAR juga dapat meningkatkan resiko keuangan.